Kasihkufm. Com , 5 Mei 2025 — Provinsi Jawa Tengah mencatat deflasi sebesar 0,21% pada April 2025, menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah. Penurunan ini terutama didorong oleh turunnya harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah, beras, dan bawang merah.
Kepala BPS Jawa Tengah, Siti Rahayu, dalam konferensi pers di Semarang hari ini menjelaskan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Tengah turun dari 106,45 pada Maret menjadi 106,23 pada April. "Komoditas yang paling dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dengan penurunan harga sebesar 12,4%, disusul beras yang turun 1,7% seiring masuknya panen raya," ujarnya.
Deflasi juga disumbang oleh turunnya tarif angkutan udara dan harga daging ayam ras. Meski begitu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, seperti tomat, telur ayam ras, dan rokok kretek filter, meski dampaknya tidak cukup besar untuk menahan tren deflasi bulan ini.
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Jawa Tengah tercatat sebesar 2,43%, masih dalam rentang sasaran inflasi nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 2,5% ± 1%.
Pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro, Dr. Budi Santoso, menilai deflasi April ini wajar terjadi karena pola musiman panen raya dan melimpahnya pasokan pangan. “Namun pemerintah daerah perlu tetap waspada, terutama menjelang Hari Raya Iduladha, saat permintaan pangan biasanya kembali meningkat,” kata Budi.
BPS mencatat deflasi terjadi di enam kota IHK di Jawa Tengah, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,35% dan terendah di Kota Surakarta sebesar 0,14%.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan menyatakan akan terus memonitor stabilitas harga, serta memastikan distribusi pangan tetap lancar hingga bulan-bulan mendatang